![]() |
Silsilah Bani Umayyah (globalopini.com) |
Dinasti Bani Umayyah adalah pemerintahan Islam yang berdiri setelah masa kekhalifahan Khulafaurrasyidin. Dinasti yang berkuasa selama lebih dari 90 tahun ini didirikan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama Muawwiyah bin Abi Sufyan. Berdiri pada rentang tahun antara 660 M sampai 750 M, Dinasti Bani Umayyah diperintah oleh 14 khalifah.
Di antara ke-14 khalifah tersebut, ada beberapa khalifah yang berhasil mencapai kemajuan dalam berbagai bidang pemerintahan. Berikut ulasannya.
Muawwiyah bin Abi Sufyan
Muawwiyah bin Abi Sufyan adalah khalifah pertama sekaligus pendiri Dinasti Bani Umayyah. Muawwiyah berhasil mendirikan Dinasti Bani Umayyah setelah Hasan bin Ali (pengganti khalifah Ali bin Abi Thalib) menyerahkan kekuasaannya kepada Muawwiyah demi tegaknya persatuan umat Islam. Oleh karena itu, tahun ini disebut sebagai tahun persatuan (ammul jamaah).
Berikut ini adalah beberapa kebijakan yang diambil oleh khalifah Muawwiyah bin Abi Sufyan.
1. Membentuk Departemen-Departemen dalam Pemerintahan
a. Diwanul Hijabah
Yaitu sebuah departemen atau lembaga yang bertugas memberikan pengawasan terhadap khalifah. Seperti paspampres di zaman sekarang. Departemen ini dibentuk berdasarkan pengalaman di masa silam, di mana khalifah sebelumnya (Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib) meninggal dunia karena dibunuh. Dengan adanya Diwanul Hijabah, diharapkan dapat menghindarkan khalifah dari ancaman pembunuhan.
b. Diwanul Khatam
Yaitu sebuah departemen pencatatan yang bertugas untuk mencatat semua peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan khalifah. Catatan kebijakan tersebut nantinya akan dikirim ke daerah, sedangkan aslinya akan disimpan sebagai arsip.
c. Departemen Pos/Diwanul Barid
Yaitu sebuah departemen yang bertugas memberi tahu pemerintah pusat tentang semua kejadian yang terjadi di daerah. Dengan adanya departemen ini, pemerintah bisa mengetahui segala permasalahan yang terjadi di daerahnya.
![]() |
Makam Muawwiyah bin Abi Sufyan (Kompas.com) |
d. Departemen Pajak/Diwanul Kharraj
Yaitu departemen yang bertugas mengelola pajak-pajak dari daerah yang terkumpul untuk dikirim ke pusat.
2. Membentuk Percetakan Mata Uang
Muawwiyah bin Abi Sufyan juga membentuk percetakan mata uang sebagai mata uang resmi. Namun, mata uang yang digunakan masih mata uang Romawi. Dinasti Bani Umayyah memilki mata uang sendiri baru pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan. Selain itu, para pegawai pemerintahan dan tentara profesional juga mendapatkan gaji tetap.
3. Reformasi Fungsi Baitul Mal
Ini adalah kebijakan yang kurang populer. Pada masa khulafaurrasyidin, harta yang ada di Baitul Mal adalah milik rakyat, sehingga rakyat punya hak yang sama dalam penggunaannya. Sedangkan masa Muawwiyah, Baitul Mal menjadi harta pribadi keluarga khalifah yang digunakan untuk kepentingan keluarga khalifah.
4. Membentuk Sistem Pemerintahan Menjadi Monarki Hereditas
Kebijakan kontroversial lain yang diambil Muawwiyah adalah mengubah sistem pemerintahan dari demokrasi (masa khulafaurrasyidin) menjadi kerajaan (monarki). Hal ini ditandai dengan diangkatnya Yazid bin Muawwiyah menjadi putra mahkota. Sistem ini diadopsi dari sistem yang dipakai oleh Persia dan Byzantium.
Keputusan ini diambil Muawwiyah untuk menghindari pergolakan politik saat pergantian kepemimpinan seperti masa khulafaurrasyidin. Namun, pada kenyataannya, sistem monarki pun tidak lepas dari pergolakan politik dan perebutan kekuasaan.
Walid bin Abdul Malik
Walid bin Abdul Malik adalah khalifah ke-6 Dinasti Bani Umayyah. Walid menjadi khalifah menggantikan ayahnya, Abdul Malik bin Marwan. Walid bin Abdul Malik berhasil membawa Dinasti Bani Umayyah pada puncak keemasannya. Berikut ini adalah beberapa kebijakan khalifah Walid bin Abdul Malik.
1. Perluasan Wilayah
Pada masa Walid bin Abdul Malik, umat Islam berhasil melakukan berbagai ekspansi di berbagai wilayah. Di bawah pimpinan Muhammad bin Qasim, Bani Umayyah berhasil menguasai Sind dan Nepal. Di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad, Bani Umayyah berhasil masuk ke Eropa dan menguasai Andalusia (Spanyol). Di bawah pimpinan Qutaibah bin Muslim, Bani Umayyah berhasil menguasai Turki, Bukhara, Samarkhand, Turkistan, dan beberapa negara lainnya.
2. Pembangunan Fasilitas Umum
Selain ekspansi, khalifah Walid bin Abdul Malik juga membangun berbagai sarana umum bagi rakyat, di anatranya:
a. Membangun sumur dan merenovasi jalan-jalan umum.
b. Membangun rumah sakit.
c. Membangun panti untuk mengurus penyandang cacat dan kaum dhuafa.
d. Merenovasi Masjid Nabawi dan Masjid Al-Aqsha.
e. Membangun masjid agung di Damaskus.
![]() |
Masjid Umayyah di Damaskus (Umma.id) |
Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah ke-8. Umar yang merupakan cicit dari khulafaurrasyidin kedua (Umar bin Khattab) menjadi khalifah menggantikan saudaranya, Sulaiman bin Abdul Aziz. Khalifah Umar bin Abdul Aziz terkenal sebagai khalifah yang dekat dengan ulama, jujur, adil, bijaksana, dan tidak pernah mau menggunakan harta atau fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.
Pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz, beberapa kebijakan yang dilakukan antara lain:
Pertama, di bidang pendidikan, Umar memberikan tunjangan kepada guru dan mendorong pendidikan supaya lebih maju. Memperketat larangan minuman keras, melarang pejabat negara berbisnis, membebaskan pajak jizyah bagi mualaf, serta mengirirm utusan ke Tiongkok dan Tibet untuk mengajak pemimpinnya masuk Islam.
Kedua, kebijakan khalifah Umar yang terkenal adalah kodifikasi hadits. Pengumpulan dan pembukuan hadits ini dilatarbelakangi semakin sedikitnya para penghafal hadits karena meninggal dunia atau pergi jauh. Dikhawatirkan hadits akan hilang jika tidak dibukukan. Selain itu, juga mulai berkembangnya hadits-hadits palsu.
Oleh karena itu, khalifah meminta gubernur Madinah (Abu Bakar bin Muhammad Amru bin Hazm) untuk mengumpulkan hadits yang terdapat pada Amrah binti Abdurrahman dan Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Siddiq. Khalifah juga memerintahkan Muhammad bin Syihab az-Zuhri untuk mengumpulkan hadis yang ada pada para penghafal hadis di Hijaz (Madinah dan Makkah) dan Suriah.
Itulah beberapa kebijakan-kebijakan yang diambil oleh khalifah Bani Umayyah yang terkenal. Kebijakan tersebut, di samping yang kontroversial, telah berhasil membawa pemerintahan dan peradaban Islam menjadi lebih maju. Ilmu pengetahuan Islam terus berkembang hingga bisa kita rasakan manfaatnya sampai masa kini.
0 comments: