![]() |
Sumber gambar: Gramedia digital |
Hai sobat, lagi gabut di rumah?
Membaca buku adalah salah satu hal yang bisa dilakukan pas lagi gabut. Bukan hanya berfungsi sebagai alat pengusir kebosanan, membaca buku juga bisa menambah pengetahuan. Jadi, dengan membaca buku, waktu tidak akan terbuang percuma.
Kecanggihan teknologi membuat kegiatan membaca buku bisa dilakukan kapan dan di mana saja tanpa harus membeli buku fisik. Yups. Sekarang banyak aplikasi perpustakaan online yang bisa diakses secara gratis. Berbagai pilihan genre buku tersedia. Nah, untuk sobat yang lagi mencari buku bacaan sebagai teman pengusir kegabutan, yuk, intip tiga rekomendasi buku karya Irene Dyah Respati berikut ini.
1. Love In Marrakech
Irene Dyah Respati adalah seorang diaspora Indonesia yang pernah tinggal di beberapa negara mengikuti suaminya. Maka, tak heran jika beberapa novelnya mengambil latar di luar negeri. Salah satunya adalah novel seri Around The World With Love: Love In Marrakech. Sesuai dengan judulnya, novel ini mengambil latar tempat di kota Marrakech, Maroko.
Love In Marrakech mengikuti kisah Nada, gadis labil di awal dua puluhan yang traveling seorang diri ke Maroko, tepatnya di kota Marrakech. Nekat adalah bekalnya, karena Nada tidak pernah traveling sejauh itu seorang diri. Nada mengira kota ini cukup aman untuk pergi sendirian karena Maroko adalah negara muslim.
Namun, baru sehari di Marrakesh, Nada merasa ada seorang yang membuntutinya ketika sedang jalan-jalan ke pasar Marrakech yang cantik. Nada waspada, merasa harus menyelamatkan diri dan bersembunyi. Namun, dia ketahuan. Penguntit tersebut menemukannya bersembunyi di balik sebuah tenda, dan Nada refleks berteriak, “copeeeett!!!”
Sungguh malang nasib Haykal. Berniat ingin mengajak berkenalan, travel writer yang juga fotografer itu justru disangka copet. Lagi pula, mana mungkin orang Marrakech yang sehari-hari menggunakan bahasa Arab tahu apa itu copet? Tapi toh akhirnya, Haykal berhasil berkenalan dengan Nada. Bukan hanya itu, Haykal juga berhasil membuat Nada keluar dari zona nyamannya dan mengajaknya mengunjungi tempat-tempat indah di Marrakech. Tapi, misi Haykal belum selesai dan sepertinya tidak akan mudah.
2. Love In Blue City
Novel karya Irene Dyah Respati selanjutnya adalah Love In Blue City. Novel ini adalah kelanjutan dari kisah Nada dan Haykal sebelumnya di Love In Marrakech. Masih mengambil setting di negara yang sama, namun di kota yang berbeda. Kali ini, pembaca akan disuguhi keindahan kota biru di Maroko.
![]() |
Sumber gambar: Gramedia digital |
Kota biru? Benar. Ada satu kota yang sangat indah untuk dikunjungi di Maroko, yaitu Chefchaouen. Dijuluki kota biru karena jika dilihat dari kejauhan, Chefchaouen memang berwarna biru. Sebagian besar dinding di kota tersebut di cat dengan berbagai macam warna biru. Sebagai penyuka warna biru, di tempat inilah kisah Nada berlanjut.
Nada kembali ke Maroko, bermaksud untuk mencari orang yang sudah lama mencuri hatinya, Haykal. Kali ini, Nada tidak berangkat sendiri. Dia ditemani sahabatnya, Rania, yang juga berperan sebagai pengawal pribadi. Di chefchaouen, Nada berhasil bertemu Haykal, tetapi Haykal tidak sendiri. Ada seorang gadis secantik model internasional bersamanya. Haykal harus kembali menghadapi sikap Nada yang galak dan suka meledak-ledak. Tetapi, Haykal bertekad kali ini dia tidak akan menyerah.
Irene Dyah Respati menunjukkan kepiawaiannya merangkai kata. Kisah Nada dan Haykal dalam kedua novel tersebut sukses membuat pembacanya cengar-cengir sendiri. Walau idenya bukan termasuk out of the boks, tapi eksekusinya sungguh enak dibaca. Apalagi, ditambah dengan setting kota yang mungkin masih jarang terdengar di telinga.
3. Meniti Cahaya: Kisah Muslimah 8 Penjuru Bumi Allah
Buku ini bukan fiksi, melainkan kisah nyata yang dialami oleh penulisnya. Irene Dyah Respati menggandeng beberapa temannya yang bermukim di luar negeri untuk menceritakan kisah mereka. Kisah muslimah yang hidup sebagai golongan minoritas di negara nonmuslim.
![]() |
Sumber gambar: Gramedia digital |
Buku Meniti Cahaya ini terdiri dari 8 bab yang masing-masing menceritakan kisah hidup muslimah di negara yang berbeda. Mulai dari Prancis, Jepang, Thailand, Korea, Spanyol, Australia, sampai Amerika. Yang satu lagi adalah Kuwait. Membaca kisah hidup diaspora Indonesia, terutama yang berada di negeri nonmuslim membuat kita patut bersyukur hidup di Indonesia.
Buku Meniti Cahaya mengisahkan tentang lika-liku hidup sebagai muslimah di luar negeri. Bagaimana mereka mencari tempat sholat? Bagaimana pandangan orang-orang di sekitar melihat mereka mengenakan hijab? Bagaimana mereka mendidik anak-anak agar paham tentang agama Islam? Dan yang paling sering ditanyakan, bagaimana mereka mendapatkan makanan halal?
Beda negara tentu berbeda budaya, berbeda pula masyarakatnya. Hidup di negara di mana muslim sebagai minoritas tentu mempunyai tantangan tersendiri. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk belajar agama dan justru semakin menambah kuat imannya.
Jadi, itulah beberapa rekomendasi buku karya Irene Dyah Respati. Tidak perlu khawatir, karena ketiga buku tersebut bisa sobat baca di Ipusnas. Buku adalah teman yang menyenangkan, dan membaca buku bisa membuat pikiran kita menjadi lebih terbuka.
0 comments: