Cari Blog Ini

     Nabi Muhammad SAW berdakwah di Makkah selama 13 tahun. Selama itu pula dakwah Nabi Muhammad SAW terbilang berat dan penuh rintangan. Ha...

Substansi dan Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Makkah


    Nabi Muhammad SAW berdakwah di Makkah selama 13 tahun. Selama itu pula dakwah Nabi Muhammad SAW terbilang berat dan penuh rintangan. Hal ini dikarenakan saat itu masyarakat Makkah sedang terjerumus dalam kekufuran. Mereka menyembah berhala dan perilaku dalam masyarakat sangat jauh dari norma sosial. 


    Setelah berkhalwat di gua Hiro’ untuk merenungkan kondisi masyarakat Arab sekaligus mencari solusinya, Nabi Muhammad SAW diberi wahyu pertama kali oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril. Wahyu pertama ini menandakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah diangkat menjadi rasul terakhir yang diutus Allah SWT kepada umat manusia. Lalu bagaimana cara Nabi Muhammad SAW berdakwah dan apa isi dari dakwah beliau di Makkah?

    Baca juga Kehidupan Nabi Muhammad SAW Sebelum Mendapat Risalah


Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah

1. Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi

    Selang beberapa lama setelah turunnya wahyu pertama, malaikat Jibril datang lagi menyampaikan wahyu yang kedua, yaitu surah Al-Muddatsir (74): 1-6. Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mulai berdakwah. Maka, yang dilakukan Nabi Muhammad SAW waktu itu adalah berdakwah secara sembunyi-sembunyi. 


    Nabi Muhammad SAW mengajak keluarga dan orang-orang terdekatnya terlebih dahulu untuk masuk Islam. Maka, muncullah istilah assabiqunal awwalun, yaitu orang-orang yang pertama kali memeluk Islam. Di antara assabiqunal awwalun ini adalah Khadijah (istri Nabi Muhammad SAW), Ali bin Abu Thalib (sepupu Nabi Muhammad SAW), Abu Bakar As-Shiddiq (sahabat dekat Nabi Muhammad SAW), dan Zaid bin Haritsah (hamba sahaya yang dimerdekakan dan menjadi anak angkat Nabi Muhammad SAW).


    Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan Nabi Muhammad SAW karena pada waktu Islam adalah agama baru dan belum punya cukup kekuatan. Jika diketahui oleh kaum kafir Makkah dikhawatirkan akan mengancam jiwa Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya. 


2. Dakwah Secara Terang-Terangan

    Setelah tiga tahun berdakwah secara sembunyi-sembunyi, turunlah wahyu kepada Nabi Muhammad SAW yaitu surah Al-Hijr (15): 94. 

                             فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ 

Artinya: "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik." (QS. Al-Hijr 15: 94)


    Dengan adanya ayat ini, maka Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah secara terang-terangan. Beliau kemudian mengumpulkan penduduk kota Makkah di bukit Shafa dan menyampaikan dakwahnya di sana. Dalam pidatonya, Nabi Muhammad SAW mengajak penduduk Makkah untuk meninggalkan berhala dan menyembah Allah SWT, Tuhan Yang Mahaesa. 


Gua Hiro, lokasi Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama

    Mendengar dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut, penduduk Makkah menunjukkan reaksi yang berbeda-beda. Ada yang langsung menyatakan diri masuk Islam, ada yang tidak peduli dengan apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW, bahkan ada yang terang-terangan tersinggung dan memusuhi beliau, salah satunya adalah Abu Lahab dan istrinya. Nantinya, Abu Lahab dan istrinya termasuk kerabat Nabi Muhammad SAW yang paling memusuhi beliau sampai akhir hayatnya. Bahkan, namanya diabadikan dalam surah Al-Lahab sebagai pengingat bagi manusia. 

    Baca juga Sejarah Dakwah Rasulullah SAW Periode Makkah Turunnya Wahyu Pertama dan Kedua


Substansi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah

    Setelah mengetahui bagaimana strategi atau cara Nabi Muhammad SAW berdakwah di Makkah, pertanyaan selanjutnya adalah tentang apa yang disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah. Substansi atau isi dakwah Nabi Muhammad SAW di makkah ini dapat dibagi menjadi tiga, yang pastinya disesuaikan dengan kondisi masyarakat Arab pada waktu itu.


1. Mengajak untuk Menyembah Allah SWT (Ajakan Kepada Tauhid)

Ilustrasi Ka'bah di zaman jahiliyah

    Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab sebagian besar menyembah berhala. Mereka meminta dan memuja patung yang mereka buat sendiri. Bahkan, Ka’bah dikelilingi oleh ratusan berhala dari yang terkecil sampai yang paling besar. Oleh karena kondisi masyarakat Arab yang terjerumus dalam kekufuran inilah maka isi dakwah Nabi Muhammad SAW adalah mengajak mereka untuk kembali kepada kebenaran. Menyembah hanya kepada Allah SWT, Tuhan yang menguasai seluruh alam raya. Satu-satunya Tuhan yang patut disembah tanpa ada tandingannya. 


2. Mengajarkan Tentang Dasar-Dasar Akhlak Mulia dalam Hidup Bermasyarakat

    Sebagaimana diketahui bahwa pada zaman jahiliyah, masyarakat Arab hidup sesuka hati yang jauh dari norma kemanusiaan. Laki-laki bebas mempunyai banyak istri, perzinaan merajalela, bayi perempuan dikubur hidup-hidup, dan sering terjadi perang antarsuku. Selain itu, berjudi dan minum minuman keras sudah menjadi budaya. Maka, dalam dakwahnya Nabi Muhammad SAW mengajarkan tentang dasar-dasar akhlak mulia. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sehingga masyarakat dapat hidup dengan lebih baik dan bermartabat. 


3. Mengisahkan Kisah Para Nabi dan Umat Terdahulu

    Yang tidak kalah penting dari dakwah Nabi Muhammad SAW yaitu menceritakan nabi-nabi dan umat terdahulu agar menjadi pelajaran berharga. Bagaimana nasib umat terdahulu yang ingkar dan tidak mau menyembah Allah SWT. 


    Bisa dibilang, menjadi umat Nabi Muhammad SAW adalah nikmat yang besar. Jika melihat kisah umat terdahulu, mereka yang ingkar ketika diajak para nabi utusan Allah SWT untuk menyembah dan beribadah hanya kepada-Nya, akan mendapatkan adzab yang pedih. Adzab tersebut langsung diberikan seketika di dunia dan mereka tidak punya kesempatan untuk bertaubat. Namun, menjadi umat Nabi Muhammad SAW tidak demikian. Mereka yang ingkar kepada Allah SWT masih diberi kesempatan untuk bertaubat selama nafas masih berhembus. Subhanallah.


0 comments: