![]() |
Sifat mulia tanah (Tirto.ID) |
“Wahai sekalian umat manusia, ketahuilah, sesungguhnya Tuhanmu satu (Esa). Nenek moyangmu juga satu. Kamu semua berasal dari Adam AS. Sedangkan Adam AS berasal dari tanah.” (HR. Ahmad)
Sebagaimana kita tahu, bahwa manusia pertama yang diciptakan Allah SWT adalah Nabi Adam AS. Nabi Adam AS diciptakan oleh Allah SWT dari sari pati tanah, dan tanah ini berasal dari tanah dunia. Diambillah tanah dari dunia sebesar tubuh Nabi Adam AS menuju surga lalu Allah SWT memberikan ruh dan kun fayakun jadilah Nabi Adam AS.
Nabi Adam AS hidup di surga. Kemudian, karena Nabi Adam AS telah melanggar perintah Allah SWT, beliau dikembalikan lagi ke bumi. Jika kita pikirkan, mengapa Allah SWT mengambil tanah dari dunia, membawanya ke surga, lalu mengembalikannya lagi ke dunia? Ini mengandung hikmah supaya semua keturunan Nabi Adam AS bisa masuk surga.
Pertanyaan selanjutnya, mengapa dari tanah? Ini juga mengandung hikmah tertentu. Bahwa tanah dunia ini mempunyai beberapa sifat yang sungguh mulia. Sifat mulia tanah tersebut patutlah untuk dijadikan teladan oleh manusia yang juga berasal dari tanah.
Pertama: Tanah Selalu Memberi Manfaat untuk Orang Lain
Tanah mempunyai sifat selalu memberi manfaat kepada orang lain. Jika kita perhatikan, semua yang ada di muka bumi ini menggunakan tanah sebagai pijakan. Rumah mewah dibangun di atas tanah. Jalan raya dibangun di atas tanah. Ikan, walaupun hidup di air, tetapi airnya juga di tanah. Pesawat terbang, walaupun melayang di udara, juga menggunakan tanah untuk lepas landas.
![]() |
Tanah sebagai tempat dibangun jalan raya (Fungsi.co.id) |
Begitu pula dengan manusia. Manusia selayaknya bisa memberi manfaat untuk orang lain. Bahkan Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Inilah sifat tanah pertama yang bisa dijadikan teladan.
Kedua: Tanah Tidak Pernah Bersifat Sombong
Tanah selalu memberi manfaat kepada semua makhluk di muka bumi. Walau demikian, tanah tidak pernah bersifat sombong. Walaupun tanah dilewati setiap hari oleh kendaraan, digunakan untuk bercocok tanam, tanah tidak pernah meminta imbalan dan tidak pernah menyombongkan kehebatan dirinya.
Sebagai manusia yang berasal dari tanah, janganlah sekali-kali berlaku sombong atas apa yang sudah dikerjakan atau dihasilkan. Pada hakikatnya, semua itu adalah pemberian dari Allah SWT. Nabi Muhammad SAW sangat mewanti-wanti dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud: “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sifat sombong walaupun sebesar biji sawi”. Semoga kita semua terhindar dari sifat sombong.
Ketiga: Tanah Bersifat Menutupi Aib
Mari kita perhatikan lingkungan sekitar. Ketika ada pecahan piring atau gelas (beling), akan sangat berbahaya jika dibuang sembarangan karena dapat melukai kaki orang lain. Lalu, manusia akan menggali tanah dan mengubur beling tersebut. Dengan demikian, orang lain tidak akan terluka ketika menginjak tanah tersebut.
Ketika ada ayam atau tikus yang mati, akan menimbulkan bau busuk yang mengganggu jika dibiarkan begitu saja. Tetapi jika ayam atau tikus mati tersebut dikubur dalam tanah, tidak akan menimbulkan bau menyengat. Inilah sifat yang dapat diteladani manusia. Saling menutupi aib orang lain. Bukannya saling mengumbar dan membicarakannya.
Bergosip, menjelekkan orang lain memang sudah menjadi kebiasaan buruk yang tidak terasa. Ketika sudah berkumpul dengan teman-teman, apalagi jika mendapat lawan bicara yang sepadan, ajang bergosip ini akan semakin menyenangkan. Padahal Allah SWT memberi perumpamaan dalam surat Al-Hujurat: 12 bahwa seseorang yang membicarakan aib orang lain seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati.
Keempat: Walau Sering Disakiti, Tanah Selalu Memberi yang Terbaik
Sifat mulia tanah ini memang sulit untuk dipraktikkan. Tanah selalu memberikan yang terbaik walau sering disakiti. Manusia memberinya air kotor, air kencing, bekas cucian, air comberan, tetapi tanah mengeluarkan air bersih yang bisa diminum. Ketika tanah diberi kotoran, justru dari tanah tumbuh tanaman yang bisa dimakan.
![]() |
Air bersumber dari tanah (Fakultas Pertanian UMA) |
Manusia memang sulit untuk meniru sifat tanah ini. Namun bukan berarti tidak bisa. Nabi Muhammad Saw adalah contohnya. Ketika Nabi Muhammad SAW dilempari kotoran unta setiap hari, diludahi orang yahudi yang buta, beliau tidak pernah membalas kejahatan mereka. Beliau justru mendoakan mereka bahkan menyuapi orang yahudi buta yang selalu meludahinya. Subhanallah.
Kelima: Tanah Selalu Menerima Setiap Perlakuan Terhadapnya
Ketika tanah dicangkul, diinjak-injak, digempur, dan sebagainya, tanah tidak pernah protes. Tanah selalu menerima dengan lapang dada. Sifat ini bisa dijadikan teladan oleh manusia. Ketika manusia mendapatkan ujian, cobaan, atau musibah, manusia harus menerima dengan hati lapang. Manusia harus yakin bahwa musibah tersebut pasti bisa dihadapi. Allah SWT tidak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan manusia.
Tanah memang selalu berada di bawah. Namun, sifat mulia tanah patutlah untuk dijadikan teladan pada diri manusia. Nabi Muhammad SAW adalah manusia satu-satunya yang bisa mengaplikasikan semua sifat tanah. Kita sebagai pengikutnya pun harus berusaha untuk bisa meneladani sifat mulia tanah, sesuatu yang selalu membersamai kita di dunia ini.
0 comments: