Nina adalah gadis paling beruntung di dunia. Mendapat beasiswa S2 ke Jepang, dicarikan apartemen yang bagus, dan hanya sesekali membantu pekerjaan kantor. Begitu kiranya. Tapi Nina tidak merasakan demikian. Hidupnya di Jepang adalah bentuk pelarian. Pelarian dari rasa patah hati karena tunangannya mempunyai affair dengan mantan pacarnya. Rasa cinta yang amat dalam pada tunangannya membuat Nina hidup bak mayat berjalan.
Hidup Nina mulai berubah ketika Nina bertemu dengan laki-laki misterius di gerbong kereta. Lelaki itu selalu berpakaian hitam, duduk di tempat yang sama, pada jam yang sama dan di gerbong yang sama setiap hari. Laki-laki itu mempunyai rauh wajah yang amat menderita. Nina berpikir, ternyata masih ada yang jauh lebih menderita dari dirinya. Juga setelah Nina mempunyai teman chatting bernama Takung dalam web kampus yang awalnya adalah ketidaksengajaan.
Ketika Nina perlahan mampu melupakan masa lalunya, tiba-tiba mantan tunangannya muncul dan meminta Nina untuk kembali padanya. Hati Nina mulai goyah. Antara lelaki misterius yang menjadi idamannya ataukah kembali pada mantan tunanganannya.
Membaca novel ini membawa kita seperti berada di negeri sakura. Negeri yang penduduknya sudah bersahabat dengan gempa. Secara tidak langung, pembaca diajak untuk berkenalan dengan kebudayaan Jepang. Festival bunga sakura, kereta super cepat, bahkan kebiasaan berjalan cepat warganya.
Novel karya Mariskova ini ditulis dengan alur maju mundur, sehingga pembaca harus ekstra konsentrasi. Dengan sudut pandang orang pertama sebagai pemeran utama, pembaca akan diajak untuk menyelami bagaimana perasaan tokoh utamanya. Selain itu, novel ini juga mempunyai plot twist yang cukup manis. Tentu saja, cukup membuat pembacanya tersenyum.
Walau novel ini sudah cukup lama, terbit tahun 2009, tidak ada salahnya untuk membaca kembali di waktu senggang. Kita akan disuguhi cerita saat belum ada ponsel pintar, dan email yang menjadi lakon utamanya.
Selamat membaca.
0 comments: