Makkah dan Madinah adalah dua kota suci
dan paling bersejarah bagi umat Islam. Di sana, ada Ka’bah yang menjadi kiblat
shalat seluruh umat Islam di dunia, dan ada Makam Nabi Muhammad SAW, yang menjadi tujuan ziarah setiap umat muslim.
Jika diperhatikan, Makkah dan Madinah sudah mengalami perubahan yang signifikan sejak masa lampau. Buku ini berisi kumpulan artikel-artikel
yang dihimpun Tempo yang khusus membahas tentang geliat pembangunan di kota
Makkah dan Madinah. Dilema antara situs sejarah yang harus dilestarikan,
ataukah memugarnya demi kebutuhan umat dalam mengikuti perkembangan zaman
menjadi sesuatu yang menarik untuk dibicarakan.
Seperti yang kita ketahui, saat ini kota
Makkah dan Madinah layaknya kota metropolitan dengan segala fasilitasnya.
Dikunjungi oleh jutaan umat manusia dari seluruh penjuru dunia setiap tahunnya
membuat pemerintah Arab Saudi harus siap menyiapkan segala fasilitas yang
diperlukan. Masjidil Haram, tujuan utama para jamaah sudah mengalami
beberapa kali perluasan sejak pendiri kerajaan Saudi Arabia, Raja Abdul Aziz mencanangkan perluasan Masjidil Haram pada tahun 1932. Perluasan Masjidil Haram ini terus berlanjut
hingga Raja Salman bin Abdul Aziz, keturunan keenam dari Raja Abdul Aziz. Berbagai fasilitas dibangun di sekitar
masjid. Hotel, taman, kereta cepat, mall, dan lainnya.
Hal ini tentu lebih memudahkan jamaah
yang berkunjung ke Baitullah. Namun, tanpa disadari, perluasan Masjidil Haram
telah menghilangkan banyak jejak sejarah Islam. Sebut saja rumah Siti Khadijah
dan rumah Abu Bakar, yang dahulu ada di sekitar Baitullah. Ketika negara-negara
lain berlomba-lomba untuk menjaga situs warisan budayanya, Arab Saudi justru
memugarnya demi perluasan Masjidil Haram.
Walau pendapat itu ada benarnya, namun
yang dilakukan pemerintah Arab Saudi juga tidak sepenuhnya salah. Setiap tahun,
jamaah haji terus bertambah. Berbagai fasilitas yang dibangun di Masjidil Haram
dan sekitarnya juga membawa banyak manfaat dan kemudahan bagi jamaah haji. Yang
paling fenomenal adalah rahasia lantai marmer Masjidil Haram. Bagaimana jamaah
haji tidak merasa kepanasan saat thawaf dengan bertelanjang kaki walau di siang
hari saat suhu udara mencapai 50 derajat.
Subhanallah.
Pusat Data dan Analisis Tempo, Melihat
Pemerintah Arab Saudi Mengubah Kemegahan Makkah-Madinah, Tempo Publishing,
2021
Sumber Buku : Ipusnas
0 comments: